Tuesday, July 21, 2009

Leaving On A Jet Plane

Alunan musik Spring dari Vivaldi berganti alunan lembut Fur Elise-nya Beethoven.

Orang bilang mendengarkan musik klasik dapat meningkatkan kemampuan otak dan menenangkan jiwa. Aku berpikir mungkin mendengarkan musik klasik saat ini dapat membantu diriku menenangkan pikiran. Ya kawan! Aku sedang terpuruk. Hatiku porak poranda. Terdengar berlebihan? Mungkin iya tapi itulah yang kurasakan kawan.

This is it! Inilah saatnya kawan bagiku untuk kembali ke tanah air, membawa semua pengalaman dan kenangan yang pernah kualami di daratan Viking ini. Entah kapan aku bisa kembali lagi ksini. Soon i hope. Dan semoga kita bisa bertemu lagi dalam situasi yang lebih baik. Dengan harapan yang lebih baik pula.

Kupandangi lautan awan putih dari balik jendela. Kuulangi lagi pertanyaan-pertanyaan yang sama dalam hatiku, yang selalu hadir tanpa jawaban. Mengapa? Mengapa baru saat ini aku merasa nyaman? Mengapa tidak dari dulu-dulu? Ahhh.. kau benar kawan. Itu hanya pertanyaan-pertanyaan bodoh yang tidak akan ada jawabannya.

Hatiku kembali gundah. Kuganti lagu klasik yang bermain di Ipodku. Ahhh musik klasik tak lagi dapat membantuku. Terdengar suara Chantal Kreviazuk di telingaku.

So kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go

Lagu ini emang keren. Kupandangi lagi awan putih di balik jendela, masih ada 20 jam utuk melamun dan berkontemplasi.

Now the time has come to leave you
One more time, Oh let me kiss you
Then close your eyes and I'll be on my way
Dream about the days to come
When I wont have to leave alone
About the times, I wont have to say

Dan mataku pun basah..

Wednesday, July 1, 2009

Dan langit pun menangis..

"Bermimpilah karena Tuhan akan selalu memeluk mimpi-mimpi kita" (Andrea Hirata, Sang Pemimpi)

Menunggu merupakan pekerjaan yang paling menyebalkan. Waktu yang terus berdetak tanpa henti meninggalkan kita yang masih terdiam. Menunggu saat-saat terakhir meninggalkan semua yang ada di sini, kenangan manis dan kisah duka, benar-benar membuat hati ini berdegup kencang tak karuan. Bagaikan tawanan yang sedang menunggu saat-saat kematian, seluruh rasa dan pikiran berkecamuk dalam diri ini.

Aku pun terjatuh, terpuruk dalam lubang hitam ketidak pastian.

Dan langit pun menangis..

Menumpahkan semua warna kelabu yang ada padanya, turun jatuh ke bumi. Aku pun menangis dalam kesendirian. Berteriak menyalahkan waktu yang telah mempermainkan hati ini. Tetapi hanya semilir angin utara yang menjawab, mencium mesra telingaku. Mengapa pada saat-saat terakhir baru kau mengikat erat emosiku. Mengapa?

Satu saat nanti aku akan kembali menginjakkan kaki di benua ini. Menaklukkan semua tantangan yang ada. Dan menemukan kembali perasaan ini..

Perlu waktu untuk menata rasa dan hati yang telah terjungkir, untuk kembali pada rutinitas. Tidak yang dapat kulakukan saat ini karena aku tau Allah mencintaiku dan aku mencintai-Nya. Aku merindukan surga-Mu. Bimbing aku..